SURAKARTA – Sejumlah personil dari jajaran Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Surakarta Minggu (8 September 2018) diterjunkan untuk kegiatan pengawasan Jalan Sehat Umat Islam masyarakat Solo. Kegiatan jalan sehat tersebut oleh Bawaslu dinilai cukup rawan atau sarat dengan isu hashtag ganti presiden. Dalam kegiatan jalan sehat tersebut pengawasan dari jajaran Bawaslu kota hingga pengawas kelurahan diterjunkan.
Ketua Bawaslu Kota Surakarta Budi Wahyono menyebutkan pengawasan kegiatan dibagi dalam 5 lokasi sesuai masing-masing posisi kecamatan. ”Untuk kecamatan Pasar Kliwon kami tempatkan di timur venue panggung Gladag. Sementara Kecamatan Jebres di wilayah utara panggung, Kecamatan Banjarsari di sebelah barat panggung. Untuk Kecamatan Laweyan kami tempatkan sebagai pengawasan di selatan panggung,” terang Budi Wahyono.
Dalam pengawasan tersebut Bawaslu Surakarta mencatat bahwa kegiatan tersebut berjalan dengan tertib tanpa atribut Partai Politik (parpol).
Meski demikian Budi mengakui dalam kegiatan tersebut masih didapati orasi berbau politik yang mendukung terhadap calon tertentu. Sesuai PKPU 7 tahun 2017 tentang tahapan, penentuan paslon, sampai saat ini belum ada paslon yg ditetapkan oleh KPU. Sehingga orasi dukung salah satu paslon belum bisa kategorikan kampanye. Atau tidak bisa dikatakan kampanye diluar jadwal.
Budi menambahkan bahwa Paslon baru bisa disebut sebagai capres dan cawapres setelah ditetapkan oleh KPU RI pada tanggal 20 September 2018 mendatang.
Budi Wahyono menambahkan bahwa upaya pencegahan sebelumnya sudah dilaksanakan oleh Bawaslu kota Surakarta dengan mengirimkan surat himbauan kepada penyelenggara jalan sehat tersebut .
Kontributor : Bawaslu Surakarta
Editor : Humas Bawaslu Jateng