KENDAL — Bawaslu Kendal menyampaikan bahwa kaum perempuan atau ibu-ibu bisa menjadi kunci Pemilu bersih berintegritas. Hal tersebut disampaikan Anggota Bawaslu Kendal Arief Musthofifin dalam Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan di Gedung Sekretariat Daerah Kendal, Selasa, (18 September 2018) siang.
“Mengapa perempuan perlu terlibat partisipatif awasi Pemilu? Karena bagi masyarakat timur, ibu itu keramat. Berani melawan, bisa kuwalat,” kata Kordiv Hukum Bawaslu Kendal yang akrab disapa Mas Arief ini.
Apa hubungannya? Arief menjelaskan bahwa jika sabda atau lisan ibu-ibu diarahkan untuk menasehati peserta dan semua warga, khususnya keluarga, agar mematuhi aturan Pemilu mungkin lebih dipatuhi. Karena jika tidak dipatuhi bisa mendatangkan musibah atau kuwalat.
“Sangat banyak ketentuan Pidana Pemilu. Tidak hanya diperuntukkan peserta, juga warga pada umumnya. Tolong ibu-ibu bisa sosialisasikan ini,” lanjut Arief.
Dicontohkannya, bila membantu seseorang mencobloskan, lalu membocorkan pada orang lain apa yang dicoblos, maka diancam Pidana. Yaitu, kurungan satu tahun dan denda Rp 12 juta. Praktik tersebut sangat rentan.
Pembinaan yang mengundang Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dari 33 organisasi ini juga menghadirkan Sekda Kendal Muh. Tohir. Tohir menyampaikan bahwa Pemda senantiasa melaksanakan pendidikan politik.
“Kami ingin warga Kendal sadar politik. Memilih pemimpin yang jujur dan sopan. Pemimpin yang peduli lingkungannya. Memikirkan aspirasi warga. Jangan sampai kita dipimpin orang yang tidak ‘nggenah’,” terang Tohir.
Sementara Ketua GOW Kendal Sri Purnama Rayahu mengingatkan pada peserta yang semua ibu-ibu ini agar menjadi pemilih cerdas.
“Saya mengajak kaum perempuan berpartisipasi dalam Pemilu 2019. Jangan menjadi pemilih amplop,” kata Sri Purnama
KOntributor : Bawaslu Kendal
Editor : Humas Bawaslu Jateng
