UNGARAN – Para santri di Kabupaten Semarang yang tergabung dalam Dauroh Santri Nasional (DSN) berikrar menolak dan mengharamkan politik uang dalam Pemilu 2019. Demikian satu dari enam butir komitmen dalam Deklarasi Santri Kawal Pemilu Damai” yang dibacakan oleh Santri dalam ke di Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin di Dusun Jetis, Desa Gentan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Sabtu 26 Januari 2019 malam.
“Kami santri Indonesia berikrar, menolak dan mengharamkan politik uang yang dapat merusak generasi bangsa,” kata santri.
Selain berikrar tolak dan haramkan politik uang, para santri juga berkomitemen untuk ikut serta mendukung demokrasi berkualitas tanpa hoaks dan fitnah serta ujaran kebencian. Dalam Pemilu 209, santri Kabupaten Semarang akan mengedepankan kejujuran dan kebenaran serta menolak upaya-upaya yang dapat mengakibatkan perpecahan di masyarakat dan mencinderai Pancasila dan UUD 1945.
“Kami juga siap bekerjasama dan bertanggungjawab moral dalam menjaga dan menjamin rasa aman, tentram dan damai dalam kehidupan bermasyarakat,” kata Direktur DSN Moh Najmudin, di sela kegiatan Pendidikan Politik dan Deklarasi Santri Kawal Pemilu Damai
Ia mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah Sebagai wadah Pendidikan Politik bagi santri dalam memahami proses berlangsungnya demokrasi NKRI, Memberikan pemahaman akan pentingnya Pemilu terhadap tatanan Demokrasi dalam berbangsa dan bernegara, Memberikan pemahaman tentang ke-Pemilu-an dan dan Pengawasan Partisipatif bagi santri, serta Peran yang dapat dilakukan oleh santri untuk mengsukseskan serta menjaga martabat Pemilu untuk NKRI.
“Andai pesantren sebagai pondasi pendidikan karakter bangsa ini tidak hadir, maka kemungkinan kondisi seperti ini akan meningkat atau setidaknya jalan ditempat seperti yang kita rasakan sekarang ini,” ujarnya.
Selain para Kiai, Pejabat serta Tokoh Masyarakat di Kecamatan Susukan. Pemateri kegiatan ini adalah Kasat Intelkam Polres Semarang dengan materi “Peran Polisi Dalam Pemilu Dalam Menjaga Pemilu Yang Bermartabat”, H. M. Talhis, S.Pd. Ketua Bawaslu Kabupaten Semarang dengan materi “Pengawasan Partisipatif oleh Santri”, Maskup Asyadi, S.Kel., M.H. Ketua KPU Kabupaten Semarang dengan materi “Sosialisasi Ke-Pemilu-an Untuk Santri”, dan Drs. Haris Pranowo (Kepala Kesbangpol Kab. Semarang) dengan materi “Peran Santri dan Masyarakat Dalam Menjaga Pemilu Yang Bermartabat”.
Dalam paparannya, Ketua Bawaslu Kabupaten Semarang, M Talkhis, lebih menekankan pada perlunya pengawasan partisipatif melibatkan santri. Pasalnya, sejak dahulu kalangan santri dikenal ikut berjuang.
“Sejarah mencatat embrio dari kekuatan militer indonesia adalah Laskar Hizbullah yang dibentuk para santri. Maka tidak salah, jika santri dalam Pemilu 2019 ini mengambil peran yang strategis sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa,” tandasnya.
ementara itu, dalam kesempatan yang sama Kepala Kesbangpol Kabupaten Semarang, Haris Pranowo menuturkan, tujuan dari kegiatan kemarin tidak lain adalah mewujudkan wadah pendidikan politik bagi santri dalam memahami proses berlangsungnya proses demokrasi di Indonesia. Pihaknya yakin, pemilu biayanya mahal. Untuk itu, instrumen penting bagi negara yang demokratis tadi perlu dukungan kepedulian dari semua kalangan.
“Jangan jadi pemilih yang pragmatis. Jika santri tidak peduli pemilu, maka negara ini akan diurus oleh orang-orang yang tidak jelas,” tegas Haris.