SEMARANG – Keberadaan pembawa acara atau master of ceremony (MC) sangat penting dalam sebuah acara. Seorang pembawa acara ibarat “raja atau ratu”. Ia pemegang kekuasaan penuh acara. Mata hadirin juga akan melihat pembawa acara.
Hal tersebut disampaikan Pratiwi Eka Putri dalam acara Podcast Bawaslu Jateng dengan tema: “Asah Skill Public Speaking dalam Lembaga Pengawas”, Rabu (6 Mei 2020).
Pratiwi Eka Putri adalah Staf Humas Bawaslu RI yang sering menjadi pembawa acara di berbagai kegiatan Bawaslu RI. Pratiwi dikenal sebagai sosok yang cukup familier karena saat menjadi MC, ia cukup interaktif. Salah satu ciri khasnya, ia bisa memeriahkan acara dengan pantun-pantun jenakanya.
Menurut Pratiwi, ada lima poin penting bagi seorang pembawa acara, termasuk MC acara di lingkungan Bawaslu. Apa saja itu:
– Mengetahui diri kita.
Kita tipe orang yang bagaimana? Apakah bisa improvisasi ataukah hanya lurus dan monoton saja? Perlu mengenali diri kita. Dengan mengenali diri kita sehingga bisa menyesuaikan model acaranya. Apakah acara itu formal ataukah tidak. Kita harus tahu posisi kita bagaimana? Termasuk membuat strategi gaya bicara dan suara.
– Kenali siapa audiensnya?
Siapa yang akan menjadi audiens atau siapa yang akan menyaksikan acara kita. Siapa yang akan memuji atau menghujat kita. Itu perlu dipikiran. Bukan berarti kita pesimis tapi sebagai motivasi untuk memberikan penampilan yang terbaik. Mengetahui audien mulai dari rentang usia hingga latarbelakang.
– Ketahui bagaimana acara dan apa materinya?
Acara formal ataukah tidak? Bentuk kegiatannya seperti apa? Perlu cari referensi atau informasi tentang tema acara. Tujuannya agar pembawa acara bisa cukup nyambung dengan materi-materi dalam acara. Kita tak hanya membacakan sesuatu yang datar-datar saja. Bagi yang masih pemula, bisa dimaklumi. Tapi pembawa acara yang baik tentu ia harus bisa berkomunikasi dengan materi-materi yang dibahas di kegiatan. Maka kita perlu pelajari. Bahkan, kita kadangkala perlu minta Term of Reference (ToR) ke panitia kegiatan. Termasuk dalam poin ini, pembaca acara jangan sampai salah sebut nama atau jabatan orang. Untuk itu, pembawa acara juga perlu mencari-cari informasi.
– Siapkan penampilan.
Penampilan sesuatu yang kecil tapi kadangkala bisa berdampak besar. Bahkan, soal ini bisa dianggap sepele. Padahal, penampilan juga bisa berkontribusi untuk kepercayaan diri. Penampilan itu dari ujung atas sampai ke ujung kaki. Dari sisi ujung rambut, pakaian hingga sepatu. Tak mesti harus dengan cantik atau ganteng dengan pakaian mahal dan mewah. Tapi, kita harus menjaga penampilan, kerapian dan pas dalam memilih pakaian.
– Pelajari tentang peng-MC-an.
Pembawa acara harus terus mempelajari teori atau ilmu-ilmu peng-MC-an. Misalnya mengenai tata urutan acara. Begitu juga dengan bahasa. Pelajari kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi. Misalnya, apakah “yang terhormat” atau “yang kami hormati”. Atau ada kalimat: “waktu dan tempat kami persilakan”. Atau ada kalimat: “menginjak ke acara selanjutnya”. Kesalahan-kesalahan seperti itu harus dipelajari seorang pembawa acara. Pembawa acara perlu membuka kamus dan juga mempelajari tata bahasa yang baik.
Itulah lima poin penting yang harus dipelajari seorang pembawa acara. Menurut Pratiwi, public speaking tak hanya untuk kepentingan acara. Ilmu public speaking juga bisa bermanfaat untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tonton lengkapnya di chanel : Humas Bawaslu Jateng
Humas Bawaslu Jateng