Bawaslu Jateng Bersama BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Jaminan Kematian bagi Pengawas Pemilu

Semarang – BPJS Ketenagakerjaan lakukan penyerahan simbolis santunan jaminan kematian untuk pengawas Pilkada 2020, bertempat di Kantor Bawaslu Jawa Tengah, Rabu (29 Juli 2020)

Kerjasama antara Bawaslu dan BPJS Ketenagakerjaan dilakukan untuk menjamin keberlansungan keselamatan pengawas pemilu dalam menjalankan pekerjaan. Nantinya resiko kejadian kecelakaan kerja akan ditanggung melalui santunan oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Hari ini penyerahan santunan kematian secara simbolis sebesar Rp 42 juta diserahkan langsung oleh Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Semarang Majapahit Bapak Imron Fatoni kepada ahli waris almarhumah Luthfia Khaerani Nurhayatun (Kecamatan Watukumpul) dan ahliwaris almarhum Hariadi Sudarsono (Kecamatan Comal) selaku jajaran pengawas dari Kabupaten Pemalang.

“Kita berharap semua tetap sehat namun tidak dipungkiri dalam melaksanakan tugas terjadi musibah sehingga kehadiran BPJS dapat memberikan jaminan sosial yang dapat meringankan beban pengawas” ungkap Imron Kepala BPJS Ketenagakerjaan.

Hal ini adalah wujud hadirnya negara terutama pengawasn pemilu ketika mengalamai musibah. Ini bagian dari tujuan Bawaslu untuk bertanggung jawab memberikan jaminan kepada ahli waris dan keluarga. Jaminan tidak hanya berupa bantuan uang namun tak dipungkiri beasiswa pendidikan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Keikutsertaan pengawas oleh BPJS dilindungi oleh surat Ketua Bawaslu Republik Indonesia. Adanya pandemi menyebabkan anggaran hibah juga difokuskan kepada pembayaran remi BPJS Ketenagakerjaan. Ini menjadi sejarah Pilkada yang dilangsungkan dalam situasi pandemi covid19 seperti ini.

Nantinnya kurang lebih sejumlah 44.077 ribu PTPS juga akam kita lindungi melalui BPJS Ketenagakerjaan. Tjandra menyatakan bahwa ini adalah hak yang bisa diterima ahli waris supaya digunakan dengan baik. “Kerjasama ini harapanya dapat terus berlanjut karena tahapan kita akan masih terus berjalan. Kami tidak berharap sesuatu musibah akan terjadi ketika bekerja namun ini bagian dari sebuah manajemen resiko” harap Tjandra.