Semarang – Sistem Pemilu sangat penting untuk menentukan pemimpin yang berkualitas dan membangun kepercayaan publik. Selain itu, sistem pemilu juga akan mempengaruhi hasil pemilu.
Pendiri Network For Democracy & Electoral Integrity (NEGRIT) menyatakan, saat ini Indonesia menerapkan sistem proporsional. Ia menilai, sistem ini yang cocok untuk diterapkan di negara dengan kelompok sosial politiknya banyak.
“Tidak semua sistem itu baik dan tidak semua sistem itu cocok di sebuah negara dan masyarakat,” kata Hadar saat menjadi narasumber dalam acara SKPP Tingkat Menengah yang digelar Bawaslu Provinsi Jawa Tengah, Selasa (19 Oktober 2021).
Di hadapan para kader SKPP, Hadar Gumay menjelaskan tentang pentingnya sistem pemilu di sebuah negara, termasuk di Indonesia. Dia menyebut, sistem pemilu bisa menentukan berbagai hal, seperti mempengaruhi hasil pemilu, sistem partai dan stabilitas politik.
Menurut Hadar, kita harus melihat bahwa bangsa Indonesia dengan masyarakat yang sangat plural. Sehingga dicari sistem yang paling bisa menampung. Sebuah sistem dibuat oleh pemerintah yang berkuasa. Namun, Hadar juga mengakui, ada kecenderungan yang sudah berkuasa akan terus mempertahankan kekuasaan.
Hadar memberikan beberapa opsi untuk memudahkan penerapan sistem pemilu di Indonesia. Misalnya, persiapan yang harus dilakukan secara seksama khususnya petugas teknis yang berada di lapangan, berbagai hal rumit harus segera disederhakanan dan menggunakan teknologi untuk kemudahan petugas teknis.
Hadar juga menyambut baik penyelenggaraan SKPP yang digelar Bawaslu. “Saya mengapresiasi ruang SKPP ini karena memudahkan jajaran penyelenggara pemilu untuk membantu memberikan pemahaman kepada publik tentang pentingnya pemilu,” ungkap Hadar.
Humas Bawaslu Jateng