Semarang – Ketua Bawaslu Jateng Fajar SAKA menilai bahwa proses pemungutan, perhitungan dan rekapitulasi dalam pemilu maupu pilkada sangat penting. “Nyoblosnya boleh rahasia namun proses perhitungan harus terbuka kepada publik,” kata Fajar dalam Rakor Evaluasi Pemungutan, Perhitungan dan Pemungutan Suara yang digelar Bawaslu Jawa Tengah, Kamis (28 Oktober 2021).
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Bawaslu Jateng Fajar Saka dan dihadiri Anggota Bawaslu Jateng Anik Sholihatun, Anggota KPU Jateng Putnawati serta Kepala Sekretariat Bawaslu Jateng Kartini Tjandra Lestari. Sebanyak 21 Anggota Bawaslu dan KPU Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang melaksanakan Pilkada terundang dalam kegiatan ini.
Fajar menyatakan bahwa situasi yang dihadapi 2020 akan terulang kembali di 2024 dalam versi yang lebih dinamis. Ia mencontohkan bahwa fenomena 2024 hampir mirip seperti Pilgub 2018 dilanjutkan Pemilu 2019. Rapat evaluasi yang sudah terlaksana selama enam kali ini nantinya akan dihimpun secara rapi menjadi dasar dalam melaksanakan Pemilu Pemilihan 2024.
“Ibu bapak adalah orang yang berpengalaman, namun seberapa pengalaman kita masih saja grogi menghadapi hal yang rumit. Siapapun orang yang paling berpengalaman harus belajar ulang dan menjalin koordinasi dengan stakeholder yang lain,” tegas Fajar.
Berkaitan dengan Sirekap, Fajar juga mengulas kembali fungsi dari aplikasi percepatan ini. Ia menilai implementasi aplikasi ini masih jauh dari kata maksimal. Fajar mengakui bahwa ini bukan kesalahan SDM namun sebuah adaptasi sistem baru. “Semangatnya sama mempercepat informasi ke masyarakat sebagai alat bantu namun fungsi belum berjalan maksimal,” kata Fajar.
Bagi Fajar, ini menjadi bahan evaluasi bagi jajaran penyelenggara pemilu. Sebagai sebuah alat bantu, fungsinya belum maksimal pada pemilihan 2020. Aplikasi yang masih banyak masalah menjadi hal yang harus dilakukan evaluasi demi perbaikan pada pemilihan dan pemilu serentak tahun 2024.
“Kita mendukung penggunaan teknologi namun dikuatkan dengan persiapan yang matang baik teknis dan SDM. Tugas kita kalau kita menggunakan teknologi, teknologinya harus dipahami banyak orang jangan hanya penyelenggara nanti dapat menimbulkan kecurigaan,” harap Fajar.
Humas Bawaslu Jateng